Selasa, 22 Januari 2008

Apakah forex itu?

Forex (foreign exchange) adalah jenis perdagangan dengan komoditas berupa mata uang. Di Indonesia lebih dikenal dengan nama valas singkatan dari valuta asing. Bisnis ini termasuk dari jenis bisnis investasi modern, yang timbul sejak adanya mata uang dan naik turunnya nilai tukar mata uang negara satu terhadap negara lainnya.
Bila pada jaman dahulu ada sistem barter, yaitu menukar barang satu dengan jenis barang lainnya, maka forex bisa dikatakan sebagai penjelmaan sistem barter tersebut. Bagi orang awam, mungkin sulit dibayangkan bagaimana uang bisa diperdagangkan. Penjelasannya cukup sederhana, yaitu bahwa nilai tukar suatu barang (juga uang) selalu mengalami naik turun.
Kita ambil contoh komoditi yang masih hangat dibicarakan akhir-akhir ini yaitu kedelai. Dua bulan yang lalu, harga kedelai Rp. 3500/kg dan kini telah menjadi Rp. 8.000/kg. Andai kita dua bulan yang lalu membeli kedelai dan kita simpan hingga sekarang lalu dijual, maka kita akan mendapatkan keuntungan selisih harga beli (dulu) dan harga jual (sekarang) sebesar Rp 4.500/kg. Sebaliknya, bila kita saat ini telah menjualnya dengan harga Rp. 8.000/kg lalu kita menunggu untuk membeli lagi hingga harga belinya rendah, misalkan kembali lagi ke Rp. 3.500/kg, maka kita akan mendapatkan dua kali keuntungan.
Gambaran di atas sama persis dengan apa yang ada di dunia forex. Mata uang, seperti halnya komoditas perdagangan lainnya, nilainya selalu mengalami naik turun. Rupiah terhadap dollar, dollar terhadap poundsterling, dollar terhadap yen, euro terhadap dollar dan lain sebagainya tidak pernah tetap nilai tukarnya. Dengan adanya naik turun harga tersebut, maka timbul potensi keuntungan. Di saat yang sama, timbul pula potensi kerugian bila salah memprediksi pergerakan harga. (Cara memprediksi pergerakan harga akan dibahas di topik lainnya).
Apabila dalam perdagangan saham, faktor internal perusahaan mendominasi pengaruh naik turunnya harga sahamnya, maka forex pun juga mempunyai hal semacam itu. Kebijakan suku bunga bank sentral, kebijakan politik, kebijakan luar negeri, isu sosial dan hal-hal yang yang terjadi di sebuah negara akan mempengaruhi nilai tukar mata uangnya terhadap nilai tukar mata uang negara lain.
Ingat, keuntungan didapat bila kita beli di harga rendah lalu jual di harga tinggi dan jual di harga tinggi lalu beli di harga rendah.

Tidak ada komentar: