GrossProfit : Nilai total profit dari semua transaksi yang untung
GrossLoss : Nilai total kerugian dari semua transaksi yang rugi
Total nett profit : [GrossProfit – GrossLoss]
ProfitFactor : [GrossProfit / GrossLoss]
Expected Payoff : [(ProfitTrades / TotalTrades) * (GrossProfit / ProfitTrades) – (LossTrades / TotalTrades) * (GrossLoss / LossTrades)]
TotalTrades : Jumlah total transaksi
ProfitTrades : Jumlah transaksi yang untung
LossTrades : Jumlah transaksi yang rugi
AbsoluteDrawdown : Selisih antara nilai deposit awal dan nilai balance terkecil selama test
: [InitialDeposit – MinimalBalance]
MaximalDrawdown : Selisih terbesar antara satu puncak grafik tertinggi dan palung terendah sesudahnya
: [Max of (Maximal Peak – next Minimal Peak)]
MaxDrawdown % : [MaxDrawdown / MaxPeak * 100%]
Short positions (won %) : Profitable short positions / total amount of short positions * 100%
Long positions (won %) : Profitable long positions / total amount of long positions * 100%
Profit trades (% of total) : [ProfitTrades / TotalTrades * 100%]
Loss trades (% of total) : [LossTrades / TotalTrades * 100%]
Largest profit trade : Keuntungan terbesar di antara seluruh transaksi yang untung
Largest loss trade : Kerugian terbesar di antara seluruh transaksi yang rugi
Average profit trade : Nilai rata-rata profit dari transaksi yang untung
: [GrossProfit / ProfitTrades]
Average loss trade : Nilai rata-rata loss dari transaksi yang rugi
: [GrossLoss / LossTrades]
Maximum consecutive wins (profit in money) : Jumlah keseluruhan transaksi yang profit berturutan dan jumlah total nilai profitnya tersebut
Maximum consecutive losses (loss in money) : Jumlah keseluruhan transaksi yang loss berturutan dan jumlah total nilai lossnya tersebut
Maximal consecutive (count of wins) : Profit terbesar dari transaksi untung yang berturutan dan
jumlah total transaksinya tersebut
Maximal consecutive (count of losses) : Loss terbesar dari transaksi rugi yang berturutan dan
jumlah total transaksinya tersebut
Average consecutive wins: Jumlah rata-rata transaksi yang untung secara berturutan
Average consecutive losses: Jumlah rata-rata transaksi yang rugi secara berturutan
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Kamis, 24 Januari 2008
Fibonacci Retracement
Fibonacci Retracement dibangun sebagai berikut: pertama, sebuah garis tren dibangun di antara dua titik ekstrim, contohnya, dari palung ke puncak. Kemudian, sembilan garis horisontal menyilang/memotong garis tren pada batas-batas Fibonacci dari 0.0, 23.6, 38.2, 50, 61.8, 100, 161.8, dan 423.6 persen digambar. Setelah kenaikan atau penurunan yang signifikan, harga sering kembali ke batas sebelumnya mengkoreksi sebagian penting (dan kadang seluruhnya) atas pergerakan awal mereka. Harga-harga sering menghadapi support/resistance pada batas Fibonacci Retracement atau mendekatinya selama pergerakan timbal balik seperti itu.
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Indikator Fibonacce Channel
Fibonacce Channel dibangun menggunakan beberapa garis tren yang paralel. Untuk membangun instrumen ini, channel menggunakan lebar (yang biasa disebut “lebar unit”). Kemudian, garis paralel ditarik pada nilai-nilai yang sama dengan Angka Fibonacci, dimulai dari 0.618 dan kelipatannya, kemudian kelipatan 1.000, kelipatan 1.618, kelipatan 2.618, kelipatan 4.236, dan seterusnya. Setelah gelombang kelima terbentuk, koreksi dari arah yang berlawanan dengan tren dapat diperkirakan.
Sangat perlu untuk mengingat bahwa bangunan Fibonacci Channel yang benar, garis dasar membatasi bagian atas channel ketika tren sedang naik, dan bagian bawahnya ketika tren sedang turun.
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Sangat perlu untuk mengingat bahwa bangunan Fibonacci Channel yang benar, garis dasar membatasi bagian atas channel ketika tren sedang naik, dan bagian bawahnya ketika tren sedang turun.
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Studi Garis
Dalam analisa teknis, garis dan berbagai bentuk geometrik yang diterapkan pada price chart atau dalam tabel indikator disebut studi garis. Termasuk di dalamnya yaitu garis support/resistance dan garis tren yang telah dijelaskan di atas, bersamaan dengan:
Instrumen Fibonacci
Leonardo Fibonacci adalah seorang ahli matematika Itali yang lahir pada 1170 Masehi. Dia dianggap telah menemukan rangkaian angka selama masa penelitannya di Piramid Besar di Giza. Angka Fibonacci adalah rangkaian angka di mana setiap angka kelanjutannya didapat dari menambahkan dua angka sebelumnya: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, dst.
Angka-angka ini dihubungkan dengan sederet korelasi. Contoh, setiap angka dalam deretan adalah kira 1.618 kali lebih banyak dari sebelumnya, dan tiap angka sebelumnya membuat kira-kira 0.618 urutan.
Ada beberapa instrumen umum analisa teknis berdasarkan Angka Fibonacci. Prinsip intrepretasi yang umum atas instrumen-instrumen ini ada di dalam fakta bahwa, ketika harga berjumlah kira-kira mendekati garis yang terbangun karena bantuan mereka, perubahan perkembangan tren seharusnya akan terjadi.
Fibonacci Arcs (Busur Fibonacci)
Fibonacci Fan (Kipas Fibonacci)
Fibonacci Retracement (Penarikan Fibonacci)
Fibonacci Time Zone (Zona Waktu Fibonacci)
Fibonacci Expantion (Ekspansi Fibonacci)
Fibonacci Channel (Lorong Fibonacci)
Instrumen Gann
W.D Gann (1878 – 1955) mengembangkan sebuah angka dari metode unik atas analisa price chart. Dia menghabiskan waktunya mengamati sudut geometris yang mencerminkan hubungan antara waktu dan harga. Gann percaya bahwa bentuk-bentuk geometris dan sudut-sudut tertentu memiliki fitur-fitur yang khas yang dapat digunakan untuk meramalkan pergerakan harga.
Gann mengungkapkan bahwa ada perbandingan ideal antara waktu dan harga bila harga naik atau jatuh pada sudut 45 derajat terhadap axis waktu. Sudut ini dirancang sebagai “1x1” dan sesuai dengan peningkatan harga unit setiap interval unit waktu.
Instrumen analisa lainnya
Ada beberapa studi garis yang banyak digunakan dalam analisa teknis dan membantu menetapkan lorong (channel) dan perubahan tren. Instrumen-instrumen tersebut antara lain:
Lorong Regresi Linier
Lorong Equidistant
Lorong Standar Deviasi
Pitchfork Andrew
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Instrumen Fibonacci
Leonardo Fibonacci adalah seorang ahli matematika Itali yang lahir pada 1170 Masehi. Dia dianggap telah menemukan rangkaian angka selama masa penelitannya di Piramid Besar di Giza. Angka Fibonacci adalah rangkaian angka di mana setiap angka kelanjutannya didapat dari menambahkan dua angka sebelumnya: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, dst.
Angka-angka ini dihubungkan dengan sederet korelasi. Contoh, setiap angka dalam deretan adalah kira 1.618 kali lebih banyak dari sebelumnya, dan tiap angka sebelumnya membuat kira-kira 0.618 urutan.
Ada beberapa instrumen umum analisa teknis berdasarkan Angka Fibonacci. Prinsip intrepretasi yang umum atas instrumen-instrumen ini ada di dalam fakta bahwa, ketika harga berjumlah kira-kira mendekati garis yang terbangun karena bantuan mereka, perubahan perkembangan tren seharusnya akan terjadi.
Fibonacci Arcs (Busur Fibonacci)
Fibonacci Fan (Kipas Fibonacci)
Fibonacci Retracement (Penarikan Fibonacci)
Fibonacci Time Zone (Zona Waktu Fibonacci)
Fibonacci Expantion (Ekspansi Fibonacci)
Fibonacci Channel (Lorong Fibonacci)
Instrumen Gann
W.D Gann (1878 – 1955) mengembangkan sebuah angka dari metode unik atas analisa price chart. Dia menghabiskan waktunya mengamati sudut geometris yang mencerminkan hubungan antara waktu dan harga. Gann percaya bahwa bentuk-bentuk geometris dan sudut-sudut tertentu memiliki fitur-fitur yang khas yang dapat digunakan untuk meramalkan pergerakan harga.
Gann mengungkapkan bahwa ada perbandingan ideal antara waktu dan harga bila harga naik atau jatuh pada sudut 45 derajat terhadap axis waktu. Sudut ini dirancang sebagai “1x1” dan sesuai dengan peningkatan harga unit setiap interval unit waktu.
Instrumen analisa lainnya
Ada beberapa studi garis yang banyak digunakan dalam analisa teknis dan membantu menetapkan lorong (channel) dan perubahan tren. Instrumen-instrumen tersebut antara lain:
Lorong Regresi Linier
Lorong Equidistant
Lorong Standar Deviasi
Pitchfork Andrew
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Ichimoku Kinko Hyo

Ichimoku kinko-hyo digunakan untuk memberi ciri atau pertanda adanya tren pasar, dan batas support resistance, dan juga untuk membangkitkan sinyal beli dan jual. Indikator ini paling bagus digunakan pada grafik harian dan mingguan.
Ketika menetapkan dimensi dari paramater-parameter, empat waktu interval/jeda digunakan. Nilai-nilai dari garis individual yang membentuk indikator ini didasarkan pada interval-interval tersebut di bawah ini:
Tenkan-sen, menunjukkan nilai harga rata-rata selama interval waktu pertama, ditetapkan sebagai jumlah dari maksimum dan minimum di dalam waktu ini, kemudian dibagi 2;
Kijun-sen menunjukkan nilai harga rata-rata selama interval waktu kedua;
Senkou Span A, menunjukkan nilai tengah jarak antara dua garis harga sebelumnya yang digeser ke depan oleh nilai interval waktu kedua;
Senkou Span B, menunjukkan nilai harga rata-rata selama interval waktu ketiga yang digeser ke depan oleh nilai interval waktu kedua.
Chinkou Span menunjukkan harga penutupan (closing price) pada candle saat ini yang digeser ke belakang oleh nilai interval waktu kedua. Jarak antara garis Senkou diarsir dengan warna lain dan disebut “cloud/awan”. Bila harga berada di antara garis-garis ini, pasar bisa dianggap sebagai non-tren, dan cloud membentuk batas support dan resistance.
Bila harga berada di atas cloud, garis bagian atas menjadi batas support pertama, dan garis kedua membentuk batas support kedua.
Bila harga berada di bawah cloud, garis bagian bawah menjadi batas resistance pertama, dan yang di atasnya membentuk batas kedua.
Bila garis Chinkou Span menyilang price chart pada arah bottom-up (naik), maka itulah signal untuk beli. Bila garis Chinkou Span menyilang price chart pada arah top-down (turun), maka itulah signal untuk jual.
Kijun-sen digunakan sebagai indikator pergerakan pasar. Bila harga lebih tinggi daripada indikator ini, harga kemungkinan akan terus meningkat. Bila harga menyilang garis ini, maka kemungkinan ada perubahan tren yang lebih jauh.
Kegunaan lain Kijun-sen adalah memberikan signal. Sinyal beli adalah ketika garis Tenkan-sen menyilang Kijun-sen pada arah bottom-up (naik). Arah top-down (turun) adalah sinyal untuk jual.
Tenkan-sen digunakan sebagai indikator tren pasar. Bila garis ini naik atau turun, berarti ada tren. Bila bergerak horisontal, maka berarti pasar telah masuk ke dalam channel (dengan kata lain tidak ada tren).
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Moving Average - MA
Indikator teknis Moving Average menunjukkan intrumen rata-rata nilai harga untuk waktu tertentu. Ketika satu menghitung pergerakan rata-rata, satu menghitung rata-rata harga instrumen pada periode waktu tersebut. Ketika harga berubah, moving average-nya juga naik, ataupun turun.
Ada empat jenis MA: Simple (juga disebut Arithmatik), Eksponensial, Smoothed, dan Linear Weighted. MA dapat diperhitungkan untuk sejumlah set data berurutan apapun, termasuk harga buka dan harga tutup, harga puncak dan harga palung, volume trading, atau indikator-indikator lainnya. Seringkali MA digunakan berganda.
Satu-satunya hal yang mana MA dari berbagai jenis berbeda satu dengan lainnya, adalah ketika koefisien berat, yang ditetapkan pada data terakhir, berbeda. Dalam hal kita berbicara Simple MA , semua harga atas periode waktu tertentu masih belum jelas, adalah sama dalam nilai. Eksponensial dan Linear Weighted MA melampirkan lebih banyak nilai pada harga-harga terakhir.
Cara yang paling umum untuk menerjemahkan harga pergerakan rata-rata adalah dengan membandingkan pergerakannya terhadap harga. Ketika harga instrumen naik di atas pergerakan rata-rata (moving average), sinyal beli muncul, bila harga jatuh di bawah pergerakan rata-rata, yang muncul adalah sinyal jual.
Sistem trading seperti ini, yang mana berdasarkan pergerakan rata-rata, tidak dirancang untuk menyediakan “pintu masuk” ke pasar tepat pada saat titik terendah palungnya, dan “keluar” tepat pada titik puncaknya. Ia membolehkan untuk bertindak sesuai tren berikut: beli segera setelah harga mencapai palung, dan jual segera setelah harga mencapai puncak.
MA juga dapat diaplikasikan pada indikator-indikator. Ini di mana interpretasi pergerakan rata-rata indikator mirip dengan interpretasi pergerakan rata-rata harga: bila indikator naik di atas pergerakan rata-ratanya, maka pergerakan naik indikator kemungkinan akan berlanjut: bila indikator jatuh di bawah pergerakan rata-ratanya, berarti cenderung akan terus turun.
Berikut beberapa jenis moving average:
Simple Moving Average (SMA)
Exponential Moving Average (EMA)
Smoothen Moving Average (SMMA)
Linear Weighted Moving Average (LWMA)
Simple Moving Average (SMA)
Moving average simpel (sederhana), atau dengan kata lain aritmatikal, dihitung dengan menjumlahkan harga pentupan terhadap sebuah angka tertentu dari periode tunggal (misal, 12 jam). Nilai ini kemudian dibagi dengan angka periode tersebut.
SMA = SUM (CLOSE, N)/N
Di mana:
N adalah angka periode perhitungan
Exponential Moving Average (EMA)
EMA dihitung dengan menjumlahkan pergerakan rata-rata pada bagian tertentu harga penutupan saat ini dengan nilai sebelumnya. Dengan EMA, harga terakhir adalah nilai lebih. P-persen EMA akan menjadi seperti:
EMA = (CLOSE(i)*P)+(EMA(i-1)*(100-P))
Di mana:
CLOSE (i) adalah harga pada penutupan periode saat ini;
EMA (i-1) adalah pergerakan rata-rata eksponensial periode penutupan sebelumnya;
P adalah persentase dari penggunaan nilai harga.
Smoothed Moving Average (SMMA)
Nilai pertama dari SMMA dihitung sebagai simple moving average (SMA):
SUM1 = SUM (CLOSE, N)
SMMA1 = SUM1/N
MA kedua dan berikutnya dihitung berdasarkan rumus berikut:
SMMA(i) = (SUM1-SMMA1+CLOSE(I))/N
Di mana:
SUM1 adalah jumlah total harga penutupan untuk periode waktu N;
SMMA1 adalah pergerakan rata-rata smoothed pada batang (bar) pertama;
SMMA(i) adalah pergerakan rata-rata smoothed pada bar saat ini (kecuali bar yg pertama);
CLOSE(i) adalah harga penutupan saat ini;
N adalah periode smoothing.
Linear Weighted Moving Average (LWMA)
Dalam hal weighted MA, data terakhir adalah bernilai lebih dibanding data sebelumnya. LWMA dihitung dengan mengkalikan setiap harga penutupan dalam seri yg ditentukan, dengan koefisien berat tertentu.
LWMA = SUM(CLOSE(i)*I, N)/SUM(I, N)
Di mana:
SUM (i, N) adalah jumlah total koefisien berat.
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Ada empat jenis MA: Simple (juga disebut Arithmatik), Eksponensial, Smoothed, dan Linear Weighted. MA dapat diperhitungkan untuk sejumlah set data berurutan apapun, termasuk harga buka dan harga tutup, harga puncak dan harga palung, volume trading, atau indikator-indikator lainnya. Seringkali MA digunakan berganda.
Satu-satunya hal yang mana MA dari berbagai jenis berbeda satu dengan lainnya, adalah ketika koefisien berat, yang ditetapkan pada data terakhir, berbeda. Dalam hal kita berbicara Simple MA , semua harga atas periode waktu tertentu masih belum jelas, adalah sama dalam nilai. Eksponensial dan Linear Weighted MA melampirkan lebih banyak nilai pada harga-harga terakhir.
Cara yang paling umum untuk menerjemahkan harga pergerakan rata-rata adalah dengan membandingkan pergerakannya terhadap harga. Ketika harga instrumen naik di atas pergerakan rata-rata (moving average), sinyal beli muncul, bila harga jatuh di bawah pergerakan rata-rata, yang muncul adalah sinyal jual.
Sistem trading seperti ini, yang mana berdasarkan pergerakan rata-rata, tidak dirancang untuk menyediakan “pintu masuk” ke pasar tepat pada saat titik terendah palungnya, dan “keluar” tepat pada titik puncaknya. Ia membolehkan untuk bertindak sesuai tren berikut: beli segera setelah harga mencapai palung, dan jual segera setelah harga mencapai puncak.
MA juga dapat diaplikasikan pada indikator-indikator. Ini di mana interpretasi pergerakan rata-rata indikator mirip dengan interpretasi pergerakan rata-rata harga: bila indikator naik di atas pergerakan rata-ratanya, maka pergerakan naik indikator kemungkinan akan berlanjut: bila indikator jatuh di bawah pergerakan rata-ratanya, berarti cenderung akan terus turun.
Berikut beberapa jenis moving average:
Simple Moving Average (SMA)
Exponential Moving Average (EMA)
Smoothen Moving Average (SMMA)
Linear Weighted Moving Average (LWMA)
Simple Moving Average (SMA)
Moving average simpel (sederhana), atau dengan kata lain aritmatikal, dihitung dengan menjumlahkan harga pentupan terhadap sebuah angka tertentu dari periode tunggal (misal, 12 jam). Nilai ini kemudian dibagi dengan angka periode tersebut.
SMA = SUM (CLOSE, N)/N
Di mana:
N adalah angka periode perhitungan
Exponential Moving Average (EMA)
EMA dihitung dengan menjumlahkan pergerakan rata-rata pada bagian tertentu harga penutupan saat ini dengan nilai sebelumnya. Dengan EMA, harga terakhir adalah nilai lebih. P-persen EMA akan menjadi seperti:
EMA = (CLOSE(i)*P)+(EMA(i-1)*(100-P))
Di mana:
CLOSE (i) adalah harga pada penutupan periode saat ini;
EMA (i-1) adalah pergerakan rata-rata eksponensial periode penutupan sebelumnya;
P adalah persentase dari penggunaan nilai harga.
Smoothed Moving Average (SMMA)
Nilai pertama dari SMMA dihitung sebagai simple moving average (SMA):
SUM1 = SUM (CLOSE, N)
SMMA1 = SUM1/N
MA kedua dan berikutnya dihitung berdasarkan rumus berikut:
SMMA(i) = (SUM1-SMMA1+CLOSE(I))/N
Di mana:
SUM1 adalah jumlah total harga penutupan untuk periode waktu N;
SMMA1 adalah pergerakan rata-rata smoothed pada batang (bar) pertama;
SMMA(i) adalah pergerakan rata-rata smoothed pada bar saat ini (kecuali bar yg pertama);
CLOSE(i) adalah harga penutupan saat ini;
N adalah periode smoothing.
Linear Weighted Moving Average (LWMA)
Dalam hal weighted MA, data terakhir adalah bernilai lebih dibanding data sebelumnya. LWMA dihitung dengan mengkalikan setiap harga penutupan dalam seri yg ditentukan, dengan koefisien berat tertentu.
LWMA = SUM(CLOSE(i)*I, N)/SUM(I, N)
Di mana:
SUM (i, N) adalah jumlah total koefisien berat.
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Parabolic SAR
Indikator teknis Parabolic SARdikembangkan untuk menganalisa pasar yang sedang membentuk tren. Indikator ini dibangun berdasarkan price chart. Indikator ini mirip dengan Moving Average di mana perbedaannya hanyalah Parabolic SAR bergerak dengan akselerasi lebih tinggi dan bisa berubah posisinya ketika harga berubah. Indikator di bawah harga pada saat pasar naik (up trend) dan pada saat pasar turun (down trend) berada di atas harga.
Bila harga menyilang garis Parabolic SAR, indikator berbalik, dan nilai selanjutnya diposisikan di sisi lain dari harga. Ketika indikator seperti itu muncul, harga maksimum atau minimum untuk periode sebelumnya akan bertindak sebagai titik awal (starting point). Ketika indikator berbalik arah, itu memberikan sinyal akhir suatu tren (tahap koreksi atau mendatar), atau sinyal berbaliknya.
Parabolic SAR adalah indikator yang sangat hebat untuk titik keluar. Posisi long (jual?) seharusnya ditutup ketika harga turun di bawah garis SAR, posisi short (beli) seharusnya ditutup ketika harga naik di atas garis SAR. Indikator ini seringkali berlaku sebagai garis trailling stop.
Bila posisi jual terbuka (misal ketika harga di atas garis SAR), garis Parabolic SAR akan naik, tanpa memperhatikan pergerakan harga. Panjang pergerakan garis SAR tergantung pada skala pergerakan harga.
Perhitungan:
SAR(i) = SAR (i-1)+AKSELERASI*(EPRICE(i-1)-SAR(i-1))
Di mana:
SAR (i-1) adalah nilai indikator pada “batang” sebelumnya;
AKSELERASI adalah faktor akselerasi;
EPRICE adalah harga tertinggi (atau terendah) pada periode sebelumnya (EPRICE = HIGH untuk posisi jual (long?) dan EPRICE = LOW untuk posisi beli)
Nilai indikator meningkat apabila harga pada candle saat ini lebih tinggi daripada harga bullish sebelumnya dan begitu sebaliknya. Faktor akselerasi (AKSELERASI) akan menjadi dua kali lipat pada saat yg sama, yang mana akan menyebabkan Parabolic SAR dan harga menjadi bertemu. Dengan kata lain, semakin cepat harga naik ataupun turun, semakin cepat pula indikator mendekati harga.
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Bila harga menyilang garis Parabolic SAR, indikator berbalik, dan nilai selanjutnya diposisikan di sisi lain dari harga. Ketika indikator seperti itu muncul, harga maksimum atau minimum untuk periode sebelumnya akan bertindak sebagai titik awal (starting point). Ketika indikator berbalik arah, itu memberikan sinyal akhir suatu tren (tahap koreksi atau mendatar), atau sinyal berbaliknya.
Parabolic SAR adalah indikator yang sangat hebat untuk titik keluar. Posisi long (jual?) seharusnya ditutup ketika harga turun di bawah garis SAR, posisi short (beli) seharusnya ditutup ketika harga naik di atas garis SAR. Indikator ini seringkali berlaku sebagai garis trailling stop.
Bila posisi jual terbuka (misal ketika harga di atas garis SAR), garis Parabolic SAR akan naik, tanpa memperhatikan pergerakan harga. Panjang pergerakan garis SAR tergantung pada skala pergerakan harga.
Perhitungan:
SAR(i) = SAR (i-1)+AKSELERASI*(EPRICE(i-1)-SAR(i-1))
Di mana:
SAR (i-1) adalah nilai indikator pada “batang” sebelumnya;
AKSELERASI adalah faktor akselerasi;
EPRICE adalah harga tertinggi (atau terendah) pada periode sebelumnya (EPRICE = HIGH untuk posisi jual (long?) dan EPRICE = LOW untuk posisi beli)
Nilai indikator meningkat apabila harga pada candle saat ini lebih tinggi daripada harga bullish sebelumnya dan begitu sebaliknya. Faktor akselerasi (AKSELERASI) akan menjadi dua kali lipat pada saat yg sama, yang mana akan menyebabkan Parabolic SAR dan harga menjadi bertemu. Dengan kata lain, semakin cepat harga naik ataupun turun, semakin cepat pula indikator mendekati harga.
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Relative Strength Index (Indeks Kekuatan Relatif) - RSI
Indikator teknis RSI adalah sebuah oskilator-yang-mengikuti-harga yang berjarak antara 0 dan 100. Ketika Wilder memperkenalkan RSI, dia merekomendasikan penggunaan RSI 14-hari. Sejak saat itu, RSI 9-hari dan 25-hari juga mulai populer.
Sebuah metode populer dalam menganalisa RSI adalah dengan mencari perbedaan (divergence) yang mana harga/sekuritas (security) sedang membentuk puncak baru, namun RSI gagal melewati puncak sebelumnya. Perbedaan ini adalah indikasi akan adanya putar-balik. Ketika RSI berbalik turun dan jatuh di bawah palung yang terakhir sebelumnya, dikatakan bahwa telah mencapai “kegagalan ayun”. Kegagalan ayun adalah sebuah konfirmasi akan adanya putar-balik.
Cara untuk menggunakan RSI untuk analisa harga:
Tops dan Bottom
RSI biasanya memuncak di atas 70 dan menggelosor di bawah 30. RSI biasanya membentuk puncak dan palung sebelum price chart di atasnya.
Formasi Chart
RSI sering membentuk pola chart seperti head and shoulder atau segitiga yang mungkin iya atau mungkin tidak terlihat pada price chart.
Gagal ayun (penetrasi support dan resisitance atau jebol)
Ini adalah di mana RSI melewati puncak sebelumnya atau jatuh di bawah palung sebelumnya.
Batas support dan resistance
RSI menunjukkan, kadang bahkan lebih jelas daripada harganya itu sendiri, batas support dan resistance.
Divergence (perbedaan)
Seperti telah dibahas di atas, divergence / perbedaan terjadi ketika harga membuat puncak baru (atau palung baru) yang tidak dikonfirmasi/dicapai oleh puncak baru (atau palung baru) pada RSI. Harga biasanya memperbaiki dan bergerak searah dengan RSI.
Rumus:
RSI = 100 – (100/1+U/D))
Di mana:
U adalah angka rata-rata untuk perubahan harga positif
D adalah angka rata-rata untuk perubahan harga negatif
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Sebuah metode populer dalam menganalisa RSI adalah dengan mencari perbedaan (divergence) yang mana harga/sekuritas (security) sedang membentuk puncak baru, namun RSI gagal melewati puncak sebelumnya. Perbedaan ini adalah indikasi akan adanya putar-balik. Ketika RSI berbalik turun dan jatuh di bawah palung yang terakhir sebelumnya, dikatakan bahwa telah mencapai “kegagalan ayun”. Kegagalan ayun adalah sebuah konfirmasi akan adanya putar-balik.
Cara untuk menggunakan RSI untuk analisa harga:
Tops dan Bottom
RSI biasanya memuncak di atas 70 dan menggelosor di bawah 30. RSI biasanya membentuk puncak dan palung sebelum price chart di atasnya.
Formasi Chart
RSI sering membentuk pola chart seperti head and shoulder atau segitiga yang mungkin iya atau mungkin tidak terlihat pada price chart.
Gagal ayun (penetrasi support dan resisitance atau jebol)
Ini adalah di mana RSI melewati puncak sebelumnya atau jatuh di bawah palung sebelumnya.
Batas support dan resistance
RSI menunjukkan, kadang bahkan lebih jelas daripada harganya itu sendiri, batas support dan resistance.
Divergence (perbedaan)
Seperti telah dibahas di atas, divergence / perbedaan terjadi ketika harga membuat puncak baru (atau palung baru) yang tidak dikonfirmasi/dicapai oleh puncak baru (atau palung baru) pada RSI. Harga biasanya memperbaiki dan bergerak searah dengan RSI.
Rumus:
RSI = 100 – (100/1+U/D))
Di mana:
U adalah angka rata-rata untuk perubahan harga positif
D adalah angka rata-rata untuk perubahan harga negatif
(diambil dan diterjemahkan dari www.metaquotes.net)
Rabu, 23 Januari 2008
Margin Trading: Saham vs Forex
Pengertian kata “margin” berbeda dalam forex dan saham.
Dalam perdagangan saham, transaksi berdasar margin (trading on margin) berarti seorang trader dapat meminjam hingga 50% dari sebuah nilai saham untuk membeli saham tersebut. Ini dapat dikatakan boros karena investor harus membayar bunga kepada perusahan broker atas pinjaman tersebut. Ini tidak berlaku dalam perdagangan forex.
Contoh: Harga sebuah saham Google adalah $400/lembar, 100 lembar saham berarti nilainya $40,000 ($400x100 lembar). Untuk transaksi di saham ini berdasar margin, uang yang diperlukan adalah 50%nya, atau $20,000. Kekurangan $20,000 dipinjamkan dan bunga harus dibayar atas jumlah pinjaman tersebut. Bunga atas margin berbeda antara broker satu dan lainnya, namun biasanya 1-3% atau lebih.
Dalam forex, margin adalah modal minimal yang diwajibkan menaruh satu posisi transaksi. Ketika anda membuka account untuk transaksi forex, uang yang anda depositkan berlaku sebagai collateral (perpanjangan) dari transaksi anda. Deposit ini disebut margin, yang biasanya nilainya 1% dari nilai sebuah posisi.
Contoh: jika anda ingin membeli $100,000 USD/JPY (US Dollar / Japan Yen) dengan leverage 100:1, uang yang dibutuhkan hanyalah 1%, atau $1000. Sisa $99,000 diperpanjangkan (collaterized) dengan sisa modal. Anda tidak membayar bunga.
Penting sekali untuk diingat bahwa leverage memperbesar keuntungan DAN kerugian anda. Anda harus memonitor balance secara rutin dan menggunakan stop-loss di setiap posisi open untuk mencegah resiko bangkrut
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Dalam perdagangan saham, transaksi berdasar margin (trading on margin) berarti seorang trader dapat meminjam hingga 50% dari sebuah nilai saham untuk membeli saham tersebut. Ini dapat dikatakan boros karena investor harus membayar bunga kepada perusahan broker atas pinjaman tersebut. Ini tidak berlaku dalam perdagangan forex.
Contoh: Harga sebuah saham Google adalah $400/lembar, 100 lembar saham berarti nilainya $40,000 ($400x100 lembar). Untuk transaksi di saham ini berdasar margin, uang yang diperlukan adalah 50%nya, atau $20,000. Kekurangan $20,000 dipinjamkan dan bunga harus dibayar atas jumlah pinjaman tersebut. Bunga atas margin berbeda antara broker satu dan lainnya, namun biasanya 1-3% atau lebih.
Dalam forex, margin adalah modal minimal yang diwajibkan menaruh satu posisi transaksi. Ketika anda membuka account untuk transaksi forex, uang yang anda depositkan berlaku sebagai collateral (perpanjangan) dari transaksi anda. Deposit ini disebut margin, yang biasanya nilainya 1% dari nilai sebuah posisi.
Contoh: jika anda ingin membeli $100,000 USD/JPY (US Dollar / Japan Yen) dengan leverage 100:1, uang yang dibutuhkan hanyalah 1%, atau $1000. Sisa $99,000 diperpanjangkan (collaterized) dengan sisa modal. Anda tidak membayar bunga.
Penting sekali untuk diingat bahwa leverage memperbesar keuntungan DAN kerugian anda. Anda harus memonitor balance secara rutin dan menggunakan stop-loss di setiap posisi open untuk mencegah resiko bangkrut
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Leverage dan Margin
Leverage yang ada dalam transaksi forex adalah satu dari banyak hal menarik dalam bisnis ini bagi banyak trader. Transaksi leverage, atau transaksi margin, singkatnya adalah berarti anda tidak perlu menaruh seluruh uang dalam satu posisi.
Forex menyediakan lebih banyak leverage daripada perdagangan saham atau futures. Dalam transaksi forex, jumlah leverage bisa mencapai 200 kali lipat dari nilai account anda.
Ada beberapa alasan mengapa nilai leverage tinggi ditawarkan dalam pasar forex. Rata-rata tiap hari, volality (naik-turun) currency (mata uang) utama dunia kurang dari 1%. Ini jauh lebih kecil daripada perdagangan saham aktif, yang mana dengan mudahnya mencapai pergerakan 5-10% dalam satu hari. Dengan leverage, anda dapat meraih untung yang lebih besar di pasar yang bergerak kecil. Lebih pentingnya lagi, leverage membuat trader dapat meningkatkan kekuatan belinya (buying power) dan mempergunakan modal kecil untuk bertransaksi.
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Forex menyediakan lebih banyak leverage daripada perdagangan saham atau futures. Dalam transaksi forex, jumlah leverage bisa mencapai 200 kali lipat dari nilai account anda.
Ada beberapa alasan mengapa nilai leverage tinggi ditawarkan dalam pasar forex. Rata-rata tiap hari, volality (naik-turun) currency (mata uang) utama dunia kurang dari 1%. Ini jauh lebih kecil daripada perdagangan saham aktif, yang mana dengan mudahnya mencapai pergerakan 5-10% dalam satu hari. Dengan leverage, anda dapat meraih untung yang lebih besar di pasar yang bergerak kecil. Lebih pentingnya lagi, leverage membuat trader dapat meningkatkan kekuatan belinya (buying power) dan mempergunakan modal kecil untuk bertransaksi.
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Memahami harga penawaran (quote) dalam forex
Membaca harga penawaran (quote) dalam forex mungkin terlihat sedikit membingungkan pada awalnya. Namun, sebetulnya ini sangatlah sederhana bila anda mengingat 2 hal:
1) Currency (mata uang) yang tertulis pertama adalah base currency dan
2) Nilai dari base currency adalah selalu 1.
US Dollar adalah pusat dari pedagangan forex dan biasanya berlaku sebagai base currency dalam berbagai harga penawaran. Dalam ‘major’ (yaitu mata uang negara2 adikuasa), ini termasuk USD/JPY, USD/CHF dan USD/CAD. Untuk currency-currency ini, dan banyak currency lainya, angka penawaran diekspresikan sebagai 1 unit $1 per currency kedua yang jadi pasangannya. Contoh, angka penawaran (quote) USD/JPY 110.01 artinya adalah 1 US dollar sama dengan 110.01 yen Jepang.
Ketika US dollar sebagai base currency dan angka penawarannya naik, maka berarti dollar menguat dan mata uang lawannya melemah. Bila nilai USD/JPY yang disebutkan di atas naik menjadi 113.01, berarti dollar menguat karena dengan nilainya yang sekarang dollar akan membeli lebih banyak yen.
Tiga perkecualian untuk base currency ini adalah Poundsterling Inggris (GBP), dollar Australia (AUD), dan Euro (EUR). Pada currency-currency ini, anda akan melihat misalnya GBP/USD 1.7366, artinya satu pound Inggris sama dengan 1.7366 US dollar.
Di tiga currency ini, di mana US Dollar tidak berlaku sebagai base currency, naiknya angka penawaran adalah berarti melemahnya dollar, karena 1 pound/euro/dollar Australia akan membeli lebih banyak dollar.
Dengan kata lain, jika sebuah angka penawaran naik, yang naik adalah nilai dari base currency. Angka penawaran turun berarti base currency melemah.
Pasangan mata uang yang tidak melibatkan US Dollar disebut cross currency, namun dengan pengertian yang sama. Contohnya, EUR/JPY 127.95 berarti satu Euro sama dengan 127.95 Yen Jepang.
Ketika transaksi forex, anda akan sering melihat angka penawaran 2-sisi, terdiri dari ‘bid’ dan ‘ask’ (penawaran dan permintaan – atau jual dan beli).
‘Bid’ adalah harga di mana anda dapat menjual base currency (dengan kata lain membeli currency lawannya).
‘Ask’ adalah harga di mana anda dapat membeli base currency (dengan kata lain menjual currency lawannya).
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
1) Currency (mata uang) yang tertulis pertama adalah base currency dan
2) Nilai dari base currency adalah selalu 1.
US Dollar adalah pusat dari pedagangan forex dan biasanya berlaku sebagai base currency dalam berbagai harga penawaran. Dalam ‘major’ (yaitu mata uang negara2 adikuasa), ini termasuk USD/JPY, USD/CHF dan USD/CAD. Untuk currency-currency ini, dan banyak currency lainya, angka penawaran diekspresikan sebagai 1 unit $1 per currency kedua yang jadi pasangannya. Contoh, angka penawaran (quote) USD/JPY 110.01 artinya adalah 1 US dollar sama dengan 110.01 yen Jepang.
Ketika US dollar sebagai base currency dan angka penawarannya naik, maka berarti dollar menguat dan mata uang lawannya melemah. Bila nilai USD/JPY yang disebutkan di atas naik menjadi 113.01, berarti dollar menguat karena dengan nilainya yang sekarang dollar akan membeli lebih banyak yen.
Tiga perkecualian untuk base currency ini adalah Poundsterling Inggris (GBP), dollar Australia (AUD), dan Euro (EUR). Pada currency-currency ini, anda akan melihat misalnya GBP/USD 1.7366, artinya satu pound Inggris sama dengan 1.7366 US dollar.
Di tiga currency ini, di mana US Dollar tidak berlaku sebagai base currency, naiknya angka penawaran adalah berarti melemahnya dollar, karena 1 pound/euro/dollar Australia akan membeli lebih banyak dollar.
Dengan kata lain, jika sebuah angka penawaran naik, yang naik adalah nilai dari base currency. Angka penawaran turun berarti base currency melemah.
Pasangan mata uang yang tidak melibatkan US Dollar disebut cross currency, namun dengan pengertian yang sama. Contohnya, EUR/JPY 127.95 berarti satu Euro sama dengan 127.95 Yen Jepang.
Ketika transaksi forex, anda akan sering melihat angka penawaran 2-sisi, terdiri dari ‘bid’ dan ‘ask’ (penawaran dan permintaan – atau jual dan beli).
‘Bid’ adalah harga di mana anda dapat menjual base currency (dengan kata lain membeli currency lawannya).
‘Ask’ adalah harga di mana anda dapat membeli base currency (dengan kata lain menjual currency lawannya).
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Contoh transaksi dengan leverage
Berikut adalah contoh dari keuntungan adanya leverage:
Dengan uang US$5,000, anda menganggap bahwa nilai US Dollar (USD) saat ini adalah undervalue (terlalu rendah) terhadap Franc Swiss (CHF).
Untuk mengeksekusi strategi ini, anda pasti membeli Dollar (alias menjual Franc), lalu menunggu hingga nilai tukarnya naik.
Harga bid/ask saat ini untuk USD/CHF adalah 1.2322/1.2327 (artinya anda dapat membeli $1 senilai 1.2327 Franc Swiss atau menjual $1 senilai 1.2322 Franc Swiss).
Leverage anda adalah 100:1 atau 1%. Anda mengeksekusi transaksi, membeli 1 lot: membeli 100,000 US Dollar dan menjual 123,270 Franc Swiss. Dengan leverage 100:1, deposit awal minimal yang dibutuhkan untuk transaksi ini adalah $1,000.
Seperti yang anda duga, USD/CHF naik 50 pip menjadi 1.2372/77. Karena anda sekarang kelebihan dollar (dan kekurangan Franc), maka anda harus menjual dollar dan membeli kembali franc untuk mendapatkan profit.
Anda menutup transaksi, menjual 1 lot (menjual 100,000 US dollar dan menerima 123,720 franc). Karena awalnya menjual (membayar) 123,270 CHF, maka profit anda adalah 450 CHF.
Untuk menghitung P&L (Profit&Loss) dalam bentuk US dollar, bagi nilai 450 dengan nilai tukar USD/CHF saat ini yaitu 1.2352. Profit anda (dalam dollar) adalah $364.31
Rangkuman:
Modal awal : $1000
Profit : $364.31
Return of invesment : 36%
Misalkan anda mengeksekusi transaksi tanpa adanya leverage, maka nilai return of invesment (ROI) anda kurang dari 1%.
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Dengan uang US$5,000, anda menganggap bahwa nilai US Dollar (USD) saat ini adalah undervalue (terlalu rendah) terhadap Franc Swiss (CHF).
Untuk mengeksekusi strategi ini, anda pasti membeli Dollar (alias menjual Franc), lalu menunggu hingga nilai tukarnya naik.
Harga bid/ask saat ini untuk USD/CHF adalah 1.2322/1.2327 (artinya anda dapat membeli $1 senilai 1.2327 Franc Swiss atau menjual $1 senilai 1.2322 Franc Swiss).
Leverage anda adalah 100:1 atau 1%. Anda mengeksekusi transaksi, membeli 1 lot: membeli 100,000 US Dollar dan menjual 123,270 Franc Swiss. Dengan leverage 100:1, deposit awal minimal yang dibutuhkan untuk transaksi ini adalah $1,000.
Seperti yang anda duga, USD/CHF naik 50 pip menjadi 1.2372/77. Karena anda sekarang kelebihan dollar (dan kekurangan Franc), maka anda harus menjual dollar dan membeli kembali franc untuk mendapatkan profit.
Anda menutup transaksi, menjual 1 lot (menjual 100,000 US dollar dan menerima 123,720 franc). Karena awalnya menjual (membayar) 123,270 CHF, maka profit anda adalah 450 CHF.
Untuk menghitung P&L (Profit&Loss) dalam bentuk US dollar, bagi nilai 450 dengan nilai tukar USD/CHF saat ini yaitu 1.2352. Profit anda (dalam dollar) adalah $364.31
Rangkuman:
Modal awal : $1000
Profit : $364.31
Return of invesment : 36%
Misalkan anda mengeksekusi transaksi tanpa adanya leverage, maka nilai return of invesment (ROI) anda kurang dari 1%.
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Analisa fundamental
Analisa fundamental adalah ilmu yang mempelajari elemen-elemen yang mempengaruhi ekonomi dalam kesatuan tertentu. Ini adalah sebuah metode yang berusaha untuk memprediksi pergerakan harga dan tren pasar berdasarkan analisa indikator ekonomi, kebijakan pemerintah dan faktor-faktor sosial (sekadar sedikit contoh elemen) di dalam kerangka perputaran bisnis. Bila anda membayangkan pasar finansial adalah sebuah jam besar, maka fundamental adalah gir dan per yang menggerakkan jarum jamnya. Siapapun yang melihat jam tersebut tahu pukul berapa sekarang, namun fundamentalis (sebutan bagi orang yang transaksi berdasarkan analisa fundamen) akan dapat mengatakan mengapa jam menunjuk pada angka sekarang, dan yang lebih penting lagi, akan pukul berapa (atau lebih tepatnya, harga berapa) di masa berikutnya.
Ada kecenderungan pengelompokan trader menjadi dua aliran besar – fundamental dan teknikal. Biasanya, pertanyaan pertama yang diajukan orang adalah “Apakah anda trader teknikal atau fundamental?”. Kenyataan yang berkembang adalah semakin susahnya menjadi trader yang murni berpegang pada satu aliran. Fundamentalis perlu untuk tetap melihat sinyal-sinyal yang timbul dari pergerakan harga, dan beberapa trader teknikal dapat benar-benar mengabaikan data ekonomi yang akan datang, keputusan politik yang kritis atau isu-isu sosial yang mempengaruhi harga.
Mengingat bahwa ekonomi adalah penyokong di negara manapun di dunia, blok perdagangan atau industri multinasional memperhitungkan banyak faktor, termasuk sosial, politik, dan pengaruh-pengaruh ekonomi, untuk bertahan di tempat teratas gambaran fundamental yang sangat padat bisa sangat menantang. Di saat yang sama, anda akan menemukan bahwa pengetahuan dan pemahaman anda tentang dinamisme pasar global akan meningkat tak terkira di saat anda menyelidiki lebih jauh dan jauh lagi ke dalam kompleksitas dan seluk beluk fundamental pasar.
Analisa fundamental adalah cara yang sangat efektif untuk meramalkan kondisi ekonomi, tapi bukan harga pasar. Contoh, ketika menganalisa sebuah ramalan ahli ekonomi terhadap GDP atau laporan lapangan pekerjaan, anda mulai mendapatkan gambaran yang lumayan jelas mengenai kesehatan ekonomi secara keseluruhan dan masalah ketenagakerjaannya. Namun, anda perlu metode yang lebih akurat tentang bagaimana menerjemahkan informasi ini menjadi sebuah entry dan exit poin untuk sebuah strategi trading tertentu.
Seorang trader yang mempelajari pasar menggunakan analisa fundamental secara umum akan menciptakan suatu model untuk merumuskan sebuah strategi trading. Model-model ini secara khusus menggunakan data empiris dan mencoba untuk meramalkan kebiasaan pasar dan mengestimasi nilai atau harga di masa depan dengan menggunakan nilai-nilai indikator ekonomi sebelumnya. Informasi ini kemudian digunakan untuk mengambil transaksi tertentu yang paling cocok dengan informasi tersebut.
Model peramalan sama banyak dan jenisnya dengan jumlah trader yang menciptakannya. Dua orang dapat melihat data yang sama dan menghasilkan dua kesimpulan yang sama sekali berbeda tentang bagaimana pasar akan terpengaruh oleh data tersebut. Oleh karena itu, penting sekali sebelum menempatkan diri anda pada aspek analisa pasar tertentu, anda pelajari dulu fundamental dan lihat apa yang cocok dengan karakter trading anda dan harapan-harapan anda.
Jangan ‘pingsan karena analisa’. Dengan adanya berbagai faktor yang ada fundamental, ada bahaya yang nyata atas informasi yang berlebihan. Kadang-kadang trader jatuh pada jebakan ini dan tidak mampu membuat keputusan eksekusi trading. Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak trader berpindah haluan memakai analisa teknikal. Bagi beberapa orang, analisa teknikal terlihat sebagai cara untuk mentransformasikan semua faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi pasar ke harga. Namun, trading di pasar tertentu tanpa mengetahui banyak tentang sifat-sifat alamiah atas elemen-elemen ini seperti memancing tanpa menggunakan umpan. Anda mungkin beruntung mendapatkan ikan dengan beberapa tarikan namun itu bukanlah pendekatan terbaik untuk kegiatan jangka panjang.
Bagi trader forex, fundamental adalah segalanya yang membuat sebuah negara berdenyut. Dari suku bunga dan kebijakan bank sentral hinggal bencana alam, fundamental adalah campuran dinamis dari rencana-rencana yang berbeda, kebiasaan tak menentu dan even-even yang tidak dapat diramalkan. Maka, cara terbaik mengatasi hal ini adalah mencari pegangan daripada membuat rumusan seluruh daftar komprehensif dari seluruh fundamental.
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Ada kecenderungan pengelompokan trader menjadi dua aliran besar – fundamental dan teknikal. Biasanya, pertanyaan pertama yang diajukan orang adalah “Apakah anda trader teknikal atau fundamental?”. Kenyataan yang berkembang adalah semakin susahnya menjadi trader yang murni berpegang pada satu aliran. Fundamentalis perlu untuk tetap melihat sinyal-sinyal yang timbul dari pergerakan harga, dan beberapa trader teknikal dapat benar-benar mengabaikan data ekonomi yang akan datang, keputusan politik yang kritis atau isu-isu sosial yang mempengaruhi harga.
Mengingat bahwa ekonomi adalah penyokong di negara manapun di dunia, blok perdagangan atau industri multinasional memperhitungkan banyak faktor, termasuk sosial, politik, dan pengaruh-pengaruh ekonomi, untuk bertahan di tempat teratas gambaran fundamental yang sangat padat bisa sangat menantang. Di saat yang sama, anda akan menemukan bahwa pengetahuan dan pemahaman anda tentang dinamisme pasar global akan meningkat tak terkira di saat anda menyelidiki lebih jauh dan jauh lagi ke dalam kompleksitas dan seluk beluk fundamental pasar.
Analisa fundamental adalah cara yang sangat efektif untuk meramalkan kondisi ekonomi, tapi bukan harga pasar. Contoh, ketika menganalisa sebuah ramalan ahli ekonomi terhadap GDP atau laporan lapangan pekerjaan, anda mulai mendapatkan gambaran yang lumayan jelas mengenai kesehatan ekonomi secara keseluruhan dan masalah ketenagakerjaannya. Namun, anda perlu metode yang lebih akurat tentang bagaimana menerjemahkan informasi ini menjadi sebuah entry dan exit poin untuk sebuah strategi trading tertentu.
Seorang trader yang mempelajari pasar menggunakan analisa fundamental secara umum akan menciptakan suatu model untuk merumuskan sebuah strategi trading. Model-model ini secara khusus menggunakan data empiris dan mencoba untuk meramalkan kebiasaan pasar dan mengestimasi nilai atau harga di masa depan dengan menggunakan nilai-nilai indikator ekonomi sebelumnya. Informasi ini kemudian digunakan untuk mengambil transaksi tertentu yang paling cocok dengan informasi tersebut.
Model peramalan sama banyak dan jenisnya dengan jumlah trader yang menciptakannya. Dua orang dapat melihat data yang sama dan menghasilkan dua kesimpulan yang sama sekali berbeda tentang bagaimana pasar akan terpengaruh oleh data tersebut. Oleh karena itu, penting sekali sebelum menempatkan diri anda pada aspek analisa pasar tertentu, anda pelajari dulu fundamental dan lihat apa yang cocok dengan karakter trading anda dan harapan-harapan anda.
Jangan ‘pingsan karena analisa’. Dengan adanya berbagai faktor yang ada fundamental, ada bahaya yang nyata atas informasi yang berlebihan. Kadang-kadang trader jatuh pada jebakan ini dan tidak mampu membuat keputusan eksekusi trading. Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak trader berpindah haluan memakai analisa teknikal. Bagi beberapa orang, analisa teknikal terlihat sebagai cara untuk mentransformasikan semua faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi pasar ke harga. Namun, trading di pasar tertentu tanpa mengetahui banyak tentang sifat-sifat alamiah atas elemen-elemen ini seperti memancing tanpa menggunakan umpan. Anda mungkin beruntung mendapatkan ikan dengan beberapa tarikan namun itu bukanlah pendekatan terbaik untuk kegiatan jangka panjang.
Bagi trader forex, fundamental adalah segalanya yang membuat sebuah negara berdenyut. Dari suku bunga dan kebijakan bank sentral hinggal bencana alam, fundamental adalah campuran dinamis dari rencana-rencana yang berbeda, kebiasaan tak menentu dan even-even yang tidak dapat diramalkan. Maka, cara terbaik mengatasi hal ini adalah mencari pegangan daripada membuat rumusan seluruh daftar komprehensif dari seluruh fundamental.
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Apakah pip itu?
Di pasar forex, harga yang dicantumkan atau ditawarkan adalah dalam pip, singkatan dari ‘percentage in point’. Nilainya adalah empat angka desimal di belakang koma, yang mana 1/100 dari 1%.
Di EUR/USD, spread 3 ditulis 1.2500/2503.
Di antara mata uang utama, hanya ada satu perkecualian yaitu Yen Jepang. Di USD/JPY, harga diambil hanya dua angka desimal di belakang koma.
Di USD/JPY, spread 3 ditulis 114.05/114.08.
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Di EUR/USD, spread 3 ditulis 1.2500/2503.
Di antara mata uang utama, hanya ada satu perkecualian yaitu Yen Jepang. Di USD/JPY, harga diambil hanya dua angka desimal di belakang koma.
Di USD/JPY, spread 3 ditulis 114.05/114.08.
(diambil dan diterjemahkan dari www.forex.com)
Selasa, 22 Januari 2008
Keuntungan investasi forex
Dari beragam jenis pilihan investasi, forex adalah salah satu pilihan yang menarik. Bila investor beruntung dapat menemukan trader ahli, maka akan didapat berbagai keuntungan sbb:
1. Komoditi yang selalu bisa diperdagangkan
Mata uang yang nilai tukarnya naik-turun justru bisa memberikan keuntungan kepada investor. Berbeda dengan komoditi lain yang membutuhkan kestabilan harga.
2. Aman
Pemerintah Indonesia dan dunia internasional telah menjamin legalitas bisnis investasi ini.
3. Modal dan profit bisa diambil kapan saja
Modal yang telah ditanamkan beserta profitnya bisa diambil kapan saja tanpa syarat.
4. Canggih dan praktis
Bisnis ini bisa dijalankan di mana saja tidak terpaku pada satu kantor. Dengan kecanggihan teknologi informasi, transaksi bisa dilakukan di seluruh tempat di dunia dengan menggunakan koneksi internet.
5. Mudah
Syarat-syarat investasi dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. Tidak ada birokrasi yang berbelit.
6. Profitable
Keuntungan (return of investment / ROI) yang didapat bisa mencapai puluhan juta rupiah bahkan lebih per bulannya.
1. Komoditi yang selalu bisa diperdagangkan
Mata uang yang nilai tukarnya naik-turun justru bisa memberikan keuntungan kepada investor. Berbeda dengan komoditi lain yang membutuhkan kestabilan harga.
2. Aman
Pemerintah Indonesia dan dunia internasional telah menjamin legalitas bisnis investasi ini.
3. Modal dan profit bisa diambil kapan saja
Modal yang telah ditanamkan beserta profitnya bisa diambil kapan saja tanpa syarat.
4. Canggih dan praktis
Bisnis ini bisa dijalankan di mana saja tidak terpaku pada satu kantor. Dengan kecanggihan teknologi informasi, transaksi bisa dilakukan di seluruh tempat di dunia dengan menggunakan koneksi internet.
5. Mudah
Syarat-syarat investasi dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. Tidak ada birokrasi yang berbelit.
6. Profitable
Keuntungan (return of investment / ROI) yang didapat bisa mencapai puluhan juta rupiah bahkan lebih per bulannya.
Apakah forex itu?
Forex (foreign exchange) adalah jenis perdagangan dengan komoditas berupa mata uang. Di Indonesia lebih dikenal dengan nama valas singkatan dari valuta asing. Bisnis ini termasuk dari jenis bisnis investasi modern, yang timbul sejak adanya mata uang dan naik turunnya nilai tukar mata uang negara satu terhadap negara lainnya.
Bila pada jaman dahulu ada sistem barter, yaitu menukar barang satu dengan jenis barang lainnya, maka forex bisa dikatakan sebagai penjelmaan sistem barter tersebut. Bagi orang awam, mungkin sulit dibayangkan bagaimana uang bisa diperdagangkan. Penjelasannya cukup sederhana, yaitu bahwa nilai tukar suatu barang (juga uang) selalu mengalami naik turun.
Kita ambil contoh komoditi yang masih hangat dibicarakan akhir-akhir ini yaitu kedelai. Dua bulan yang lalu, harga kedelai Rp. 3500/kg dan kini telah menjadi Rp. 8.000/kg. Andai kita dua bulan yang lalu membeli kedelai dan kita simpan hingga sekarang lalu dijual, maka kita akan mendapatkan keuntungan selisih harga beli (dulu) dan harga jual (sekarang) sebesar Rp 4.500/kg. Sebaliknya, bila kita saat ini telah menjualnya dengan harga Rp. 8.000/kg lalu kita menunggu untuk membeli lagi hingga harga belinya rendah, misalkan kembali lagi ke Rp. 3.500/kg, maka kita akan mendapatkan dua kali keuntungan.
Gambaran di atas sama persis dengan apa yang ada di dunia forex. Mata uang, seperti halnya komoditas perdagangan lainnya, nilainya selalu mengalami naik turun. Rupiah terhadap dollar, dollar terhadap poundsterling, dollar terhadap yen, euro terhadap dollar dan lain sebagainya tidak pernah tetap nilai tukarnya. Dengan adanya naik turun harga tersebut, maka timbul potensi keuntungan. Di saat yang sama, timbul pula potensi kerugian bila salah memprediksi pergerakan harga. (Cara memprediksi pergerakan harga akan dibahas di topik lainnya).
Apabila dalam perdagangan saham, faktor internal perusahaan mendominasi pengaruh naik turunnya harga sahamnya, maka forex pun juga mempunyai hal semacam itu. Kebijakan suku bunga bank sentral, kebijakan politik, kebijakan luar negeri, isu sosial dan hal-hal yang yang terjadi di sebuah negara akan mempengaruhi nilai tukar mata uangnya terhadap nilai tukar mata uang negara lain.
Ingat, keuntungan didapat bila kita beli di harga rendah lalu jual di harga tinggi dan jual di harga tinggi lalu beli di harga rendah.
Bila pada jaman dahulu ada sistem barter, yaitu menukar barang satu dengan jenis barang lainnya, maka forex bisa dikatakan sebagai penjelmaan sistem barter tersebut. Bagi orang awam, mungkin sulit dibayangkan bagaimana uang bisa diperdagangkan. Penjelasannya cukup sederhana, yaitu bahwa nilai tukar suatu barang (juga uang) selalu mengalami naik turun.
Kita ambil contoh komoditi yang masih hangat dibicarakan akhir-akhir ini yaitu kedelai. Dua bulan yang lalu, harga kedelai Rp. 3500/kg dan kini telah menjadi Rp. 8.000/kg. Andai kita dua bulan yang lalu membeli kedelai dan kita simpan hingga sekarang lalu dijual, maka kita akan mendapatkan keuntungan selisih harga beli (dulu) dan harga jual (sekarang) sebesar Rp 4.500/kg. Sebaliknya, bila kita saat ini telah menjualnya dengan harga Rp. 8.000/kg lalu kita menunggu untuk membeli lagi hingga harga belinya rendah, misalkan kembali lagi ke Rp. 3.500/kg, maka kita akan mendapatkan dua kali keuntungan.
Gambaran di atas sama persis dengan apa yang ada di dunia forex. Mata uang, seperti halnya komoditas perdagangan lainnya, nilainya selalu mengalami naik turun. Rupiah terhadap dollar, dollar terhadap poundsterling, dollar terhadap yen, euro terhadap dollar dan lain sebagainya tidak pernah tetap nilai tukarnya. Dengan adanya naik turun harga tersebut, maka timbul potensi keuntungan. Di saat yang sama, timbul pula potensi kerugian bila salah memprediksi pergerakan harga. (Cara memprediksi pergerakan harga akan dibahas di topik lainnya).
Apabila dalam perdagangan saham, faktor internal perusahaan mendominasi pengaruh naik turunnya harga sahamnya, maka forex pun juga mempunyai hal semacam itu. Kebijakan suku bunga bank sentral, kebijakan politik, kebijakan luar negeri, isu sosial dan hal-hal yang yang terjadi di sebuah negara akan mempengaruhi nilai tukar mata uangnya terhadap nilai tukar mata uang negara lain.
Ingat, keuntungan didapat bila kita beli di harga rendah lalu jual di harga tinggi dan jual di harga tinggi lalu beli di harga rendah.
Langganan:
Postingan (Atom)